Monday 13 June 2011

penjelasan makna 'ISTAWA' - (ayat mutasyabih)

Lafaz 'ISTAWA' ini adalah termasuk dlm ayat yg mutasyabih ...
Maka para ulama yg m'punyai keahlian dlm ilmu tafsir samada dari kalangan ulama salaf atau khalaftelah ijma' m'muzakarahkan ayat mutasyabih ini dan membahasnya mjadi dua metode:

  1. tafwidh, maksudnya menyerahkan pemahaman makna tersebut kepada Allah SWT karena khawatir jika di fahami sesuai zahir lafaznya akan merusak aqidah.Ibnu katsir adalah salah satu ulama yang menggunakan metode ini.
  2. dengan cara mentakwil ayat tersebut dengan makna yang ada melalaui dalil yang pasti dari Alquran dan hadits.Rasulullah berdoa kepada Ibnu Abbas dengan doa:
Maknanya: “Ya Allah alimkanlah dia hikmah dan takwil Al quran” H.R Ibnu Majah.(Sebahagian ulamak salaf termasuk Ibnu Abbas mentakwil ayat-ayat mutasyabihah)..


Ada segolongan orang di akhir zaman ini menfitnah para ulama terdahulu(salaf) dan menyebut mereka sebagai ahli bidah dan sesat karena telah mentakwili ayat-ayat sifat ini.maka kelompok yang membid’ahkan ulama terdahulu karena takwil ,sungguh mereka adalah orang –orang yang tidak mengerti(jahil) bagaimana mentakwil dan mereka juga tidak kenal dengan benar dengan ulama terdahulu karena banyak riwayat ta’wil yang datang dari para salaf..contohnya ibn Abbas ra(sahabat dan sepupu Rasulullah saw) sendiri telah mentakwilkan lafaz 'istawa' ini dengan makna 'irtafa'a(tinggi martabat) di ambil dari wazan rafu'a-yarfu'u- rif'atan...

Tersebut dalam kitab tafsir Bughawi:
  • " [ 'an ibni 'Abbas r'anhu wa aksiril mufassiriina (ISTAWA) ai: IRTAFA'A, wa qoola bihi Abu Ubaid wal Farraa'u....]artinya..daripada ibni Abbaas r'anhuma dan kebanyakan ulama tafsir(ISTAWA) TERTINGGI ,berkata dengan ia oleh Abu Ubaid dan al-Farra'...

  • ---[wa qad 'alimta annassalafasshaaleh wa 'ala ra'sihim ,habru haadzihil ummati Abdullahi bni Abbaasi r'anhuma qad awwala katsiiran minas sifaati, wa huwa ahaqqu bi ta'wiili min kaafatil ummati likhtishasi bihi bi fadhli du'aa 'ir rasulillaahi saw lahu bi ta'wiili bi qawlihi

"Allaahumma 'allimhul hikmata,Allaahumma faqqihhu fiddiini , wa allimhut ta'wiila"...]...

artinya : dan sungguh telah engkau tahu bahwasnya salafussaleh dan atas ketua mereka itu ialah yang ter'alim pada ummat ini yakni Abdullah ibn Abbas r'anhuma ,sungguh telah menta'wil ia pada kebanyakan dari sifat-sifat Allah ta'ala dan itulah yang paling benar bagi sekalian ummat karna telah dikhususkan dengan doa Rasulullah saw kepadanya dengan takwil..
" Ya Allah alimkanlah dia akan ilmu hikmah,Ya Allah fahamkan dia akan ilmu agama dan ajarkan dia akan ilmu takwil "

  • ---[wa bidza yu'lamu annat ta'wiila laisa mazmuuman , iz lau kaana kazaalik lamaa da'ar Rasuulu 'alaihis shalaatu was salaamu l'ibni 'ammihi bihi]...artinya : dan dengan ini diketahui akan dia bahwasanya takwil ini tiada dicela (dilarang) karna kalau ia dilarang nescaya tidaklah Rasulullah saw mendoakan dia sedang beliau adalah anak bapa saudaranya....
Jadi jelasnya..as-Salafus-Shalih Mensucikan Allah dari Hadd, Anggota badan, Tempat, Arah dan Semua Sifat-sifat Makhluk

Imam Abu Ja’far ath-Thahawi -ra- (227- 321 H) berkata: “Maha suci Allah dari batas-batas (bentuk ...kecil maupun besar, jadi Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar (seperti wajah, tangan dan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya). Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang) tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut”.Perkataan al Imam Abu Ja’far ath-Thahawi di atas merupakan Ijma’ (konsensus) para sahabat dan Salaf (orang-orang yang hidup pada tiga abad pertama hijriyah).

Dan lagi Imam Malik ra berkata : laa yuqaalu 'anhu kaifa ,wa kaifa 'anhu marfuu'un (tidak boleh ditanya 'bagaimana Allah beristiwa' dan Allah bebas dari soalan 'bagaimana')..bagaimana adalah soalan bagi sifat makhluq.antaranya duduk,menetap,bertempat dan berarah.
Imam Qusyairi ra berkata : istawa bermakna Allah memelihara, gagah berkuasa dan mengekalkan. haram meng'tiqad Allah swt duduk di atas arasy kerana ini adalah kepercayaan agama yahudi dan mendustakan firman Allah swt : Fa laa tadhribuu lillahil amsaal(annahlu :74) artinya :oleh itu janganlah kamu mengadakan sesuatu yg sebanding dengan Allah swt.
berkata Sayyiduna Ali ra : innallaha khalaqal arsya izhaaran liqudratihi, wa lam yattakhizhu makaanan lizaatihi (sesungguhnya Allah swt menciptakan arasy untuk menzahirkan qudratNya dan Allah swt tidak menjadikan arasy sebagai tempat bagi zatNya)..mahasuci Allah dari semua itu...

Ada segolongan orang yang menyebut diri mereka sebagai ahli tafwid akan tetapi telah terjerumus dalam kesesatan takwil yang tidak mereka sadari.misalnya disaat mereka mengatakan bahwa Allah berada di atas ‘arsy ,mereka mengatakan tidak boleh... ayat tentang keberadaan Allah di arsy ini di ta’wili.akan tetapi dengan tidak di sadari mereka menjelaskan keberadan Allah di arsy dengan penjelasan bahwa arsy adalah makhluq terbesar(luas dan semua mkhluk yang lain di dalamnya.kemudian mereka mengatakan bahawa Allah swt berada di atas Arsy yg besar itu di tempat yang dinamakan makan ‘adami(tempat yang tidak ada).Lihat dari mana mereka mengatakan ini semua. Itu adalah takwil fasid dan ba’id(takwil salah mereka yang jauh dari kebenaran) dan takwil ahlul bid'ah(dholalah).

Adapun ulama ahli kebenaran, ayat tentang Allah dan arsy,para ahli tafwid menyerahkan pemahaman maknanya kepada Allah swt,adapun ahli ta’wil mengatakan Allah ta'ala menguasai Arsy dan tidaklah salah karena memang Allah swt dzat yang maha kuasa terhadap makhluk terbesarNya(arsy), sebab memang Allah swt Maha kuasa terhadap segala sesuatu..wallahu 'alamu bi haqiqati...

2 comments:

CATATAN POPULAR